Bertempat di Kebun Ide, Bintaro Design District (BDD) Festival 2019, Viro kembali mengukuhkan tujuan untuk terus melestarikan budaya Indonesia melalui instalasi seni bertajuk ‘AnataRupa’. Instalasi seni yang didesain oleh arsitek Anneke Prasyanti dari Bhumi Aras Hospitality+Design dan Dani Hermawan dari Formologix ini merupakan sebuah pengerjaan ketukangan tradisional yang diterapkan melalui teknik desain kontemporer dengan bahan serat daur ulang eco faux pada sebuah bentuk geomatris non-euclidean. mengambil inspirasi teknik ketukangan dari Pulau Lombok, karya ini merupakan bentuk untuk menyampaikan pesan keharmonisan dan kekuatan di tengah keberagaman dan perbedaan.
Dalam makna filosofi karyanya, Anata Rupa terdiri dari dua suku kata yaitu ‘Anata’ yang berarti rasa hormat, warna-warni, dan perbedaan serta ‘Rupa’ yang memiliki arti bentuk. Lebih lanjut, Anata Rupa juga membawa tipologi anyamandari Pulau Lombok, kemudian diterapkan dengan warna keberagaman Indonesia yang dalam hal ini diwakili oleh Suku Batakdengan warna merah darah, hitam dan putih; Suku Bajo dengan warna putih, turquoise, dan biru; Tenun Sumba dengan warna coklat tanah, merah bata, dan kuning; dan Suku Dayak diwakili dengan warna ragam hias merah cabai, kuning, dan hitam.
Melalui instalasi seni yang berdia meter kurang lebih 5 meter ini, Anata Rupa mengundang publik untuk merayakan dan menikmati indahnya perbedaan dengan menampilkan perpaduan warna-warna yang solid dan memiliki karakter tersendiri namun tetap berpadu indah ketika dikombinasikan bersama. Terlihat karakter kuat dari tiap perwakilan warna ragam hias ini, kombinasi keseluruhan warna ini tetap dapat menciptakan karya yang harmonis sebagaimana menunjukkan kebhinekaan dari masyarakat Indonesia yang seyogyanya menjunjung tinggi persatuan di tengah perbedaan.