Salah satu hal yang membuat desain rumah di wilayah Asia menarik adalah banyaknya pola-pola yang tidak hanya sebagai pelapis furnitur tetapi cantik sebagai dekorasi. Tidak sedikit pemilik rumah yang menginginkan hunian yang kaya akan pola. Seperti hunian ini misalnya, sebuah tempat tinggal apartemen yang merupakan salah satu proyek firma desain lokal, PAI Design. Sang desainer menerjemahkan keinginan klien dengan desain bergaya Klasik Transisional. Keleluasaan penataan ruang, dekorasi yang elegan, serta rasa ‘homey’ yang diciptakan menjadi tiga alasan yang membuat orang lain akan jatuh cinta dengan hunian ini.
Tom, sapaan akrab Thomas, adalah Director of Design PAI Design, dirinya sejak tahun 1992 telah memenangkan banyak penghargaan desain baik di dalam negeri maupun internasional. Dalam karya arsitektur dan desainnya Tom dikenal dengan gayanya yang unik namun memiliki elegansi yang kuat. Ia selalu mengutamakan sentuhan detail yang kuat dalam menghasilkan karya. Seperti pilihan furnitur yang digunakan pada unit di Selatan Jakarta ini, sengaja dipilih dengan gaya yang tidak terlalu Klasik. Perpaduan warna pun hadir dalam nuansa warna terang dan cerah, serta sedikit penambahan elemen estetika yang chic. Lanny M Ridjab memaparkan bahwa kondisi eksisting seperti pintu, posisi pantry, dan warna finishing material tidak dapat diubah karena proses kontruksi yang sudah berjalan. “Sehingga kami melakukan penyesuaian warna material, selaras dengan apa yang sudah ada,” tegasnya. Tangan dinginnya bahkan mampu mengoptimalkan area pantry dengan penambahan rak beserta pencahayaan yang hangat. Hal ini membuat area pantry dapat terintegrasi dengan sempurna terhadap elemen interior lainnya.
Living area dan ruang makan berada pada wilayah tengah hunian terasa menyatu tanpa pembatas. Pengaturan pengelompokan furnitur yang komunal, menjadi pemisah antara kedua ruang ini. Meja makan berkursi enam berhadapan dengan cermin berfigura ukiran, membuat suasana terlihat lebih elegan. Dua lampu chandelier bulat tergantung diatas meja makan, terasa tidak terlalu berlebihan tetapi cukup membuat ruang makan memiliki karakter yang kuat. Untuk membuat area tampak dinamis, sang desainer memberikan unsur warna yang lebih beragam pada aplikasi curtain, wall-covering, dan cushion sebagai aksen. Selain itu, untuk ruang kerja dilengkapi dengan sudut membaca dan rak buku bergaya perpustakaan kecil. Artwork tidak dilupakan sebagai salah satu elemen dekorasi interior yang selalu hadir di tiap ruangan. Beberapa figura berisikan karya seni lukis maupun grafis terpajang di hampir penjuru ruang. “Kami selalu menata ruangan dengan satu icon artwork yang hadir sebagai focal point,” papar Tom Elliot.
Berbeda halnya dengan hunian rumah, pada hunian apartemen area penyimpanan akan selalu menjadi tantangan terbesar. Tom dan Lanny-pun berbicara mengenai peranan storage dalam sebuah hunian. Keduanya sepakat bahwa storage yang terencana dapat diciptakan saat proses layout atau pembuatan furnitur berlangsung. “Umumnya dalam sebuah rumah terdapat beberapa area storage sesuai dengan benda-benda yang ingin ditempatkan, namun dengan desain yang baik maka area storage pun dapat hadir lebih tertata” jelasnya. Tidak heran, walaupun project ini adalah hunian vertikal, namun perencanaan furnitur custom yang pintar serta maksimalisasi area penyimpan di setiap ruangan, membuat hunian ini hadir fungsional tanpa mengorbankan estetika interior yang indah.