Hans Havilah Song
Nataneka arsitek diprakarsai oleh Jeffry Sandy dan Sukendro Sukendar. Sejak tahun 1999, proyek arsitektur, interior, hingga lanskap mereka kerjakan dengan hasil yang selalu memukau. Sehingga membuat firma ini sering mendapat penghargaan dalam bidang desain.
Salah satu karyanya yang mengaggumkan adalah Masjid Al Akhdar, yang berada di Bekasi, Jawa Barat. “Konsep perencanaan Masjid Al Akhdhar dimulai dari pendekatan kontekstual lingkungan perumahan yang cukup asri. Sehingga kami mengangkat isu lingkungan hijau,” papar Jeffry, lulusan Arsitektur Universitas Trisakti, Jakarta. Nama masjid, Al Akhdhar artinya hijau. Ide desain Nataneka adalah membuat masjid menjadi bangunan yang menyatu dan beradaptasi dengan lingkungan hijau. Saat merancang, keduanya “bertemu” dengan tantangan yang cukup mendasar. Ialah lahan yang tidak beraturan. Ini menyebabkan bentukan massa bangunan harus melebar ke samping tidak memanjang ke belakang. Sehingga hanya memiliki delapan saf untuk beribadah.
Masjid Al Akhdar tidak memiliki kubah seperti masjid yang sering kita jumpai. “Saya ingin membuat sebuah masjid yang memiliki konteks terhadap lingkungan sekitarnya, dimana di dalam perumahan ini didominasi atap pelana,” papar Jeffry,”Sehingga saya mengambil bentukan atap pelana yang ditopang dengan modul struktur,” lanjutnya lagi. Uniknya repetisi struktur merupakan angka-angka yang ada dalam ajaran agama islam.
Pencahayaan masjid terasa syahdu dan tidak berlebihan. Menurut sang desainer hal ini diharapkan menambah rasa khusyuk saat beribadah. Meskipun ada beberapa area yang menggunakan pencahayaan sendiri untuk membaca Al Quran. Pada bagian luar terdapat kolam pantul serta taman vertikal sehingga pandangan yang berada di dalam masjid akan tertuju kembali ke alam. “Pada dasarnya mendesain sebuah masjid merupakan bagian dari ibadah, dimana saya dapat menyumbangkan keahlian serta pengetahuan saya,” tutup Jeffry Sandy.