Untuk menarik perhatian dengan menunjukkan kesederhanaan adalah sebuah tantangan, apalagi bila menyangkut visual. Seolah-olah tanpa usaha, menjadi sangat terlihat menjadi sebuah cerita yang ada dalam konsep rumah yang diterapkan oleh Francine Denise Interior. Desain kesederhanaan yang diterapkannya dalam proyek Mutiara Kedoya Residence dibangun menggunakan konsep rumah modern dengan kombinasi perabotan dan aksesoris antara klasik dan modern. Secara sederhana, rumah pun menggunakan warna lembut namun agar menekankan aspek yang hidup, warna vibrant menghiasi setiap sudut rumah. Dengan begitu, kesederhanaan yang ditampilkan oleh warna lembut tak lagi membosankan atau monoton malahan menciptakan perspektif yang menonjol.
Menjadi menonjol pun tak berarti indah, bisa saja hal itu dikarenakan bentuknya yang berbeda atau unik dari kebanyakan. Namun di suatu ruang khusus, powder room, yang memiliki atmosfer berbeda dari ruangan lainnya memenuhi keduanya, menonjol dan indah. Ketika setiap sudut rumah didominasi dengan warna panel putih, desainer dan tim mengubahnya 180 derajat berbeda dari konsep warna rumah yaitu dengan warna bernada abu-abu. Seperti pemilihan marmer, mereka menggunakan marmer dari Saint Laurent yang elegan nan sedikit mempunyai kesan klasik karena warna dan lapisannya. Untuk menjaga keseimbangan dengan keeleganan marmer, desainer memilih sanitasi dengan sentuhan akhir Rose Gold dari Gessi sanitair oleh Habitus Concept yang dikombinasikan dengan pencahayaan Serip wall sconce dan menggunakan arte wallpaper. Sesuai dengan permintaan pemilik rumah, powder room menjadi satu dari 3 fokus utama bersama ruang tamu dan ruang makan yang paling banyak menyita perhatian dalam hal desain interior.
Beberapa hal yang menjadikan rumah istimewa dan unik adalah fitur di dalam rumah banyak menggunakan produk yang ditempa terdahulu sehingga dalam penyelesaiannya membutuhkan waktu hampir 3 tahun. Salah satunya handle pintu utama yang menggunakan marmer onyx travertine emerald yang dimodifikasi menggunakan brass untuk menekankan kontras pintu bermaterial jati solid. Selain itu, karya seni yang dipilih menggunakan karya seniman Indonesia. Desainer memang mencintai karya seni Indonesia, “Semua koleksi seni disini adalah hasil karya seniman lokal. Saya sangat mengagumi seni Indonesia. Apapun konsep furnitur atau desain yang Saya pakai, Saya selalu berusaha memilih karya seni Indonesia untuk huniannya”, ungkap Francine. Sehingga rumah pun memiliki signature dari penggunaan karya seni lokal tersebut.
Bagi desainer pun, proyek tak sekedar proyek melainkan sebagai tempat sederhana bagi keluarga untuk berkumpul dan membuat memori. Beruntungnya, preferensi desain antara pemilik rumah dan desainer berada pada gelombang yang sama sehingga desainer mendapatkan kepercayaan penuh. Desainer pun mengungkapkan dengan nyaman, “Rumah ini sangat istimewa buat Saya karena pemiliknya memberikan kepercayaan sepenuhnya kepada Saya untuk membangun dan mendesain dari detail hingga palet warna”. Mulai dari elemen panel hingga elemen aksesoris, detail dan pemilihan warna dibenangmerahi oleh karakter penghuni rumah yakni keluarga yang memiliki dua anak perempuan sehingga menggunakan desain yang cenderung feminim.
Menciptakan hubungan antara penghuni rumah dan elemen fisik dari desain menghasilkan rumah keluarga yang sederhana. Desainer pun menggunakan aksen elegant, warm dan luxurious menjadi beriringan dengan kesederhanaan sehingga kediaman tak hanya menarik di mata namun juga fungsinya yang menjadikan rumah nyaman, simple and homey.